Laporan – Lukito
Wartawan Tabloid AKTUAL
LUMAJANG - Proyek Penunjang jalan (Plengsengan) yang
berada di desa Tekung Lumajang senilai jutaan, diduga dikerjakan asal-asalan,
sehingga kualitasnya dinilai sangat buruk, akibatnya bangunan yang baru selesai
ini ambrol.
Ambrolnya proyek di Desa Tekung ini sejak hari kamis
kemarin, sekira satu bulan setelah pekerjaan selesai bulan Oktober. Masyarakat
sekitar yang sering memancing di sungai tersebut yang namanya tidak mau
disebutkan, mengatakan bahwa kualiatas proyek yang ambrol ini sangat buruk.
Jadi wajar jika cepat ambrol," katanya pada media ini.
Senada dengan warga setempat, Sumar warga yang
sering melintas di jalan tersebut juga menyayangkan proyek plengsengan yang
ambrol tersebut.” Kalo kita kan orang awam mas, tapi jika melihat bahan nya
yang bisa kita lihat secara langsung, ya kecewa mas, itu kan uang rakyat masak
proyeknya asal-asalan, “ katanya.Selasa (21/11)
Pantauan media ini, mulai dari awal sampai
pengerjaan proyek selesai dan ambrol tidak disertai papan nama proyek, sebagai
informasi kepada masyarakat. Alhasil, warga desa setempat menyebut proyek ini
adalah proyek siluman. "Kami tidak tahu proyek ini dari mana, dana proyeknya
berapa, dan rekanan mana yang mengerjakan. Karena tidak ada papan nama
proyek," kata salah satu warga yang tidak mau di sebutkan namanya
Warga mengindikasikan, tidak disertainya papan nama
proyek itu untuk mengaburkan penilaian masyarakat terkait proyek penunjang
jalan yang berada di desa Tekung
Kecamatan Tekung, Lumajang, terkesan di kerjakan asal-asalan
"Jika memang ada bentuk transparansi, minimal
ada papan nama proyek. Karena dari papan nama itu kami mengetahui, dan bisa
mengawasi jalannya proyek penunjang jalan itu. Apakah sesuai dengan volume dan
besaran dananya, atau sesuai dengan besaran teknik (bestek)," lanjutnya.
Agus asal Desa Yosowilangun yang hampir setiap hari
melintas di sepanjang jalan propensi itu juga mengamini terkait dengan
banyaknya proyek tidak pasang papan nama.
"Saya setiap hari melintas di jalan propensi
Jember Lumajang, memang benar banyak proyek-proyek penunjang jalan tidak pasang
papan nama (Nambor) bagaimana kita tau itu proyek dari mana dan CV apa yang
mengerjakan, Agus menunjukan mimik wajah penuh tanya., Ini harus di tindak,
pihak terkait harus segara turun untuk memeriksa, ini uang rakyat,"
paparnya
Mereka juga menilai, rekanan tidak mentaati UU
25/2009 tentang Transpransi dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Karena
setiap proyek yang dibiayai oleh pemerintah harus memiliki atau memasang papan
proyek, tujuannya agar masyarakat luas dapat mengetahui proyek yang dikerjakan.
(LKT/AMR)
--
Kirim dari Fast Notepad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar